Peace & Cultural Night: Stop violence, cultivating a culture of peace.

Peace & Cultural Night: Stop violence, cultivating a culture of peace.

Tepat pada hari Sabtu, 21 september 2024 dunia memperingati hari perdamaian internasional atau IDP (International Day of Peace) yang ke-25. Hal itu ditandai oleh diadopsinya Declaration and Programme of Action on a Culture of Peace sejak tahun 1999.

Peringatan hari perdamaian internasional memiliki tema yang berbeda setiap tahunnya. Untuk tema yang diusung pada tahun ini ialah “Cultivating a Culture of Peace” atau “Membangun Budaya Damai”. Dikutip dari laman resmi United Nation in Indonesian, António Guterres selaku Sekretaris Jenderal PBB menjelaskan bahwa membangun budaya damai berarti mengganti perpecahan, ketidakberdayaan, dan keputusasaan dengan keadilan, kesetaraan, dan harapan bagi semua. Artinya fokus pada pencegahan konflik; Mendorong Tujuan Pembangunan Berkelanjutan; Mempromosikan hak asasi manusia; Dan menanggulangi segala bentuk diskriminasi dan kebencian.

Sebagai bentuk dukungan akan hal itu, Sobat Indies kali ini turut hadir memeriahkan peringatan hari perdamaian dunia melalui kegiatan “Peace and Cultural Night” yang diadakan oleh “Aliansi Perdamaian Makassar atau United for Peace” yang diadakan di Anjungan Pantai Losari. Kegiatan ini mengusung tema “Stop Violence, Cultivating a Culture of Peace” yang memproyeksikan bahwa budaya kedamaian perlu untuk dimanfaatkan sebagai upaya perlawanan terhadap berbagai bentuk kekerasan. Terdapat berbagai macam rangkaian penampilan yang turut meramaikan acara ini, beberapa diantaranya yakni: atraksi barongsai, penampilan budaya angngaru dan tarian 4 etnis, Do’a lintas Iman, orasi, Dongeng, musikalisasi puisi, yang semuanya fokus dalam konteks Perdamaian.

Yang menarik dari kegiatan ini adalah berbagai penampilan tersebut dibawakan oleh beberapa komunitas yang menjadi aliansi dari United For Peace sehingga kami dan berbagai tamu lainnya dapat mengetahui berbagai macam wadah salah satunya seperti Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin yang membawakan pertunjukan musikalisasi puisi dengan sangat apik dalam menyuarakan semangat perdamaian melalui penggambaran situasi perang di jalur Gaza. Selain dibawakan oleh berbagai komunitas, pertunjukkan yang ditunjukkan dalam acara ini juga berhasil mencerminkan tema yang diusung yakni dengan menampilkan berbagai corak keanekaragaman budaya dan keagamaan yang saling berkolaborasi dalam menyampaikan pesan-pesan perdamaian. Hal tersebut tentu menyiratkan pesan bahwa perbedaan bukanlah musuh dari perdamaian melaikan dengan adanya berbagai perbedaan, perdamaian hadir sebagai perekat yang mampu mempersatukan berbagai latar belakang menjadi sebuah kesatuan yakni sebagai sesama umat manusia.

Acara kemudian ditutup dengan menyalakan lilin perdamaian yang diikuti oleh seluruh tamu sebagai sebuah simbol harapan bahwa ditengah gelapnya malam yang seolah mencerminkan berbagai konflik yang sedang terjadi, terdapat secercah cahaya lilin yang mewakili jiwa-jiwa damai yang berupaya menerangi jalan menuju perdamaian. Dipenghujung acara, kami juga turut berinteraksi dan berswafoto dengan anak-anak yang berada di sekitar lokasi acara yang sedari awal dimulainya acara begitu semangat dalam menyaksikan beragam pertunjukan yang tentunya jarang mereka temui.

sang indies:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*