The Intouchables : Beberapa hal menarik yang dapat kita sorot di dalam film tersebut.

The Intouchables : Beberapa hal menarik yang dapat kita sorot di dalam film tersebut.

The intouchables merupakan salah satu film komedi-drama Prancis populer yang mengisahkan hubungan antara dua tokoh dengan latar belakang yang sangat kontras. Philippe melalui film tersebut merepresentasikan latar belakang kelas yang elite namun tubuhnya cacat setelah mengalami kecelakaan paralayang.

Sebaliknya, Driss tokoh dengan tubuh yang sehat dan kuat namun memiliki latar belakang sebagai masyarakat yang hidup dengan bergantung pada tunjangan kesejahteraan. Latar belakang yang kontras antara kedua tokoh tersebut serta dibimbui oleh dramatisasi dan komedi itulah yang membuat film ini menjadi mengesankan dan mengharukan. Terdapat beberapa hal menarik yang dapat kita sorot pada film tersebut, diantaranya ialah ;

  • Indahnya Akulturasi

Dalam film tersebut kita diperlihatkan bagaimana pertemuan dua tokoh dengan latar belakang yang kontas hingga mereka bisa menjalin hubungan persahabatan yang berlanjut.

Philipp sebagai tokoh dengan latar belakang yang kaya raya dan terpandang merasa jenuh dengan kebiasaan sehari-hari dalam kehidupannya yang kaku dan monoton. Philippe justru merasa tertarik dengan kepribadian dan kebiasaan Driss yang heboh dan terkesan lebih enjoy. Dibandingkan kekayaan yang dimiliki, Philippe justru terlihat lebih bahagia pada hal-hal yang sederhana seperti saat mengisap rokok yang diberikan oleh Driss serta saat menyaksikan Driss berjoget ria diiringi musik pop kesukaannya.

Sebaliknya, Driss lebih mendambakan kehidupan Philippe yang kaya raya dan terpandang. Driss justru sangat menikmati fasilitas serba mewah yang diberikan oleh Philippe seperti mobil sport yang mahal serta ruang mandi yang besar dengan komponen yang lengkap.

Pertemuan kedua tokoh dengan latar belakang yang berbeda tersebut pada akhirnya memberikan perubahan positif pada keduanya. Philippe kemudian dapat lebih ceria dan menikmati hidup dengan melepas kekakuan dan kebiasaan monoton dalam kesehariannya didampingi oleh Driss. Bersamaan dengan itu, Driss juga mengalami perubahan yang lebih baik dengan menjadi lebih sopan yang terlihat pada perubahan perlakuannya dalam mengatasi parkir liar didepan gerbang kediaman Philippe.

  • Uang bukan segalanya, namun segalanya perlu uang.

Melalui karakter utama Philippe yang kaya raya namun memiliki tubuh yang cacat seolah ingin memberikan kita pesan akan apalah arti dari sebuah kekayaan yang berlimpah jika pada akhirnya tak dapat dinikmati sepenuhnya. Kita juga dapat melihat bahwa meskipun didukung oleh berbagai fasilitas yang serba mewah, Philippe masih sulit untuk percaya diri pada saat akan bertemu dengan sahabat penanya. Philippe juga masih sering merasa terpuruk atas bayang-bayang kisah masa lalu bersama istrinya dahulu.

Terlepas dari pada itu, tetap saja harta yang berlimpah terpampan nyata sebagai sebuah privilege yang dimiliki oleh Philippe. Karena dengan itu ia dapat tetap hidup meskipun dengan tubuh yang cacat. Dengan priviege tersebut ia dapat menyewa orang-orang untuk mengurus dirinya serta membiayai perawatan penyakitnya yang mahal. Tanpa hal tersebut justru  mungkin ia akan kesulitan dan menderita.

  • Sesuatu Akan Bernilai Pada Tempat Yang Tepat.

Suatu hari Driss mengantar Philippe pada ruang pameran karya seni lukis. Disana Philippe terkesan dengan salah satu lukisan yang terlihat seperti tumpahan darah. Philippe kemudian ditawari lukisan tersebut dengan harga yang sangat mahal. Saat itu Driss kemudian terkejut setelah mengetahui harga lukisan dan menganggap bahwa Philippe sangat bodoh jika mau membeli lukisan yang terlihat biasa tersebut yang bahkan mungkin si pelukis sekedar mimisan saat membuat karyanya. Driss menyampaikan bahwa ia juga mampu membuat banyak lukisan semacam itu. Namun tanpa menghiraukan Driss dan dengan penjiwaan yang mendalam terhadap lukisan tersebut, Philippe kemudian tetap membelinya.

Setelah kejadian itu dengan melihat peluang yang ada, Driss kemudian mulai membiasakan diri untuk membuat lukisan-lukisan abstrak dengan coretan warna-warni di dalam kamarnya. Di tempat yang tepat, pada akhirnya lukisan sederhana tersebut berhasil dijual oleh Philippe dibantu teman dekatnya – Antonie – dengan harga yang bombastis.

Dari ketiga hal yang kita sorot diatas, tentunya kita dapat memetik hikmah atau pelajaran yang berharga. Apa lagi film The Intouchables ini memang terinspirasi dari kisah nyata antara Philippe Pozzo di Borgo dan pengasuhnya Abdel Sellou, yang ditemukan oleh sutradara film  ini dalam sebuah film dokumenter berjudul A la vie, à la mort. Film ini juga di remake dalam film amerika yang berjudul The Upside pada tahun 2017.

sang indies:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*